Batik merupakan salah satu warisan budaya yang ada di Indonesia dan beberapa daerah yang ada di Indonesia memiliki jenis batiknya sendiri, salah satunya adalah batik yang berasal dari Pekalongan. Batik Pekalongan merupakan batik pesisir yang kaya akan warna. Ciri dari batik tersebut adalah motif yang tergambar dalam batik adalah menggambarkan ciri dari kehidupan warga pesisir yang mudah untuk beradaptasi dengan pengaruh budaya luar dan pengaruh batik pedalaman.
Batik yang berasal dari Pekalongan berbeda dengan batik dari tempat lain tidak hanya dikarenakan warna dan motif yang lebih beragam dan terkadang memiliki kesan yang lebih ceria dibandingkan batik lainnya namun juga dari teknik pewarnaannya. Jika di daerah lain seperti Yogya dan Solo menggunakan teknik celup atau dipping technique, namun dalam batik dari Pekalongan menggunakan teknik melukis atau natural brushing technique untuk mendapatkan warna yang diinginkan dan lebih mendetail.
Batik dari Pekalongan tersebut terpengaruhi dari beberapa tempat yaitu:
• Keraton Cirebon pada abad ke XV dan XVI. Ragam hiasan dari keramik Tiongkok menjadi salah satu pengaruh yang besar karena pola dan motif dari batik asal Pekalongan tersebut menggunakan motif dari keramik tersebut, yaitu ragam jenis tumbuhan, bintang seperti pipit, merak, naga, kupu-kupu.
• Pengaruh Keraton Mataram ketika perang Jawa atau saat perang Diponegoro yaitu 1925-1930. Sehingga di Pekalongan daerah Buaran, Winopringgo dan Pekajangan, motif batiknya hampir sama dengan batik Solo dan Yogya namun memiliki variasi warna yang lebih banyak.
• Pengaruh dari luar seperti Belanda, Arab, India, Jepang, Melayu, Tiongkok.
Dari pengaruh luar tersebut, batik dari Pekalongan mengalami perubahan dan lebih bervariasi mulai dari Tiongkok, India, Melayu, Belanda, Arab, Jepang, batik Pekalongan mengalami perubahan dan perkembangan tidak hanya dari sisi motif, namun juga warnanya. Pembuatan batik yang menggunakan malam atau lilin untuk menulis di atas kain menjadi sebuah batik juga tidak terlepas dari pengaruh luar yang masuk ke Indonesia.
Terdapat 3 golongan dari Batik yang berasal dari Pekalongan, yaitu pertama adalah batik Encim. Batik yang menggunakan tata warna khas dari Tiongkok ini memiliki corak yang sama seperti di porselin Cina. Batik encim Pekalongan lebih menonjolkan tata warna dan hiasan khas yaitu:
• Hiasan buketan yang mempunyai tata warna dari famili rose, verte atau jenis tumbuhan lainnya yang sering ada di keramik Tionghoa.
• Motif kebudayaan Tiongkok seperti burung hong untuk kebahagiaan, naga untuk kesiagaan, kilin untuk kekuasaan, kupu-kupu, banjir untuk kehidupan abadi.
• Motif dengan corak lukisan seperti motif pengantin Tionghoa.
Kedua adalah batik Belanda. Jenis batik ini memiliki motif yang dipengaruhi dan bernuansa Belanda. Batik ini pada umumnya adalah kain sarung sehingga mudah untuk dipergunakan. Dalam batik dengan nuansa Belanda ini, terlihat hiasan buketan dengan motif tanaman yang tumbuh di Negeri Belanda seperti bunga krisan, buah anggur dan rangkaian bunga Eropa. Selain itu, batik Belanda juga memiliki motif seperti lambang masyarakat Eropa yaitu cupido sebagai lambang cinta, tapak kuda serta klavderblad yang merupakan lambang keberuntungan.
Ketiga adalah batik Pribumi. Jenis batik Pekalongan ini memiliki warna yang sangat cerah serta memiliki motif dan suasana yang ceria. Dalam 1 batik, terkadang dapat ditemui hingga 8 warna sehingga membuat batik dari Pekalongan ini menjadi lebih menarik. Dalam jenis batik pribumi, ragam biasanya masih bebas walaupun masih terpengaruhi oleh batik Solo dan Yogyakarta seperti merak kesimpir, jlamprang, tambal, terang bulan.