Gunung Guntur merupakan jenis gunung stratovolcano, curam di bagian puncak namun landai di bagian kaki gunung. Dahulu, gunung Guntur merupakan gunung berapi yang aktif pada era 1800-an dan terakhir kali bererupsi pada tahun 1847. Pesona Garut yang bertema gunung ini sendiri memiliki empat buah puncak dengan puncak tertinggi pada puncak kedua yang ditandai adanya tugu geodesi dari ahli vulkanologi. Gunung yang berdiri kokoh diatas ketinggian 2249 mdpl ternyata memiliki karakter yang hampir serupa dengan Gunung Semeru. Permukaan track summit kedua gunung ini berpasir dan memiliki banyak kerikil. Kebanyakan pendaki senior menjadikan Gunung Guntur sebagai pendakian uji coba sebelum melakukan pendakian ke Gunung Semeru. Jika anda seorang pemula, tak ada salahnya menjadikan Gunung Guntur sebagai tempat latihan. Namun patut diingat, perlengkapan pendakian yang memadai harus dipersiapkan secara matang. Karena gunung bukanlah tempat untuk main main. Salah perhitungan bisa berakibat fatal bagi nyawa anda.
Meskipun memilii ketinggian yang rekatif rendah, yaitu 2000-an mdpl, nyatanya wisata pesona gunung guntur Garut, memiliki jalur daki yang cukup menguras tenaga. Jalur daki yang makin ke atas makin curam adalah salah satu hambatan yang biasa anda temui. Anda akan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk mencapai pos I. Jika beruntung anda bisa menumpang truk pasir untuk sampai ke sana. saat di pos I, anda diharapkan untuk berhati hati. Jalur yang membingungkan akan membuat tersesat.
Solusinya adalah, anda harus mengikuti paralon putih maupun kabel yang berada di atas kepala anda. Setelah beristirahat di post I anda melanjutkan perjalanan kurang lebih selama tiga jam untuk mencapai post III. Ada peraturan untuk tidak mendirikan tenda di tempat terbuka mengintat banyaknya kecelakaan yang terjadi seperti tersambar petir, terpeleset ataupun tertimpa bebatuan. Biasanya, pendaki akan berkemah menunggu matahari terbit dan melanjutkan pendakian pada jam 4 pagi. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak hanya memakan waktu sekitar dua jam saja.
Jalur daki yang berpasir akan ditumbuhi aneka rumput hijau berteman ilalang merah saat pergantian musim yang terjadi kisaran bulan Mei hingga Juli. Hal inilah yang menjadikan para pendaki jatuh cinta pada Gunung Guntur ini. Sayangnya, keindahan ini tak akan bertahan lama. Hal ini dikarenakanrerumputan Gunung Guntur akan mulai mengering dan ilalang merah akan hilang di bawah terpaan matahari musim kemarau. Buruknya, rerumputan bisa berubah menjadi hitam bak terbakar. Oleh karena itu, tak disarankan untuk melakukan pendakian pada musim kemarau seperti bulan agustus sampai oktober.
Jalur daki akan mulai berdebu dan tak lagi indah untuk diabadikan lewat gambar. Saat cuaca sedang bagus, anda bisa melihat jajaran pegunungan Ceremai hingga Cikuray yang terbentang dari barat hingga timur. Mereka yang berdiri rapi di sana seakan membuktikan keindahan hasil karya sang pencipta. Saat malam tiba Gunung Guntur akan membawa kidung syahdu dibawah hamparan bintang dan kerlap kerlip lampu kota Garut. Hamparan bintang adalah daya tarik tersendiri bagi seorang pendaki. Anda akan sangat beruntung jika bisa melihat kilasan cahaya bima sakti karena untuk melihat keindahan ini, langit harus benar benar zero polution. Tak heran banyak orang memilih mendaki gunung hanya untuk menyaksikan keindahan ilahi yang satu ini. Karena Indonesia berada pada bentangan garis katulistiwa, waktu terbaik untuk memotret hamparan bintang adalah pada bulan Maret hingga Agustus.